VP: ARIE SH
TRIBUNJATIM.COM - Yaman mengaku tak segan melakukan penyerangan penuh terhadap pendudukan Israel.
Serangan disebut akan pecah jika rezim Zionis melanjutkan agresinya di Jalur Gaza.
Demonstrasi Saada Yaman pecah beberapa jam setelah pendudukan Israel kembali melakukan agresinya di Jalur Gaza.
Mereka memperingatkan rezim AS dan musuh Zionis mengenai konsekuensi dari setiap eskalasi di wilayah pendudukan Palestina.
Ancaman ini menyusul pernyataan ketua Dewan Politik Tertinggi Yaman, Mahdi al-Mashat pada Rabu (29/11/2023).
Al-Mashat memperingatkan bahwa setiap eskalasi Amerika tidak akan menghalangi Yaman dari posisi prinsipnya terhadap Palestina.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh uru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, Brigadir Jenderal Yahya Saree.
Ia mengumumkan bahwa pihaknya akan menegaskan kembali kesiapannya untuk melanjutkan operasinya melawan pendudukan Israel.
Saree menekankan bahwa militer Yaman tidak akan ragu untuk memperluas cakupan konfrontasinya melawan pendudukan Israel.
Mereka akan menargetkan sasaran-sasaran yang tidak diantisipasi Israel di darat dan di laut.
Media Israel telah berulang kali mengakui bahwa Yaman merupakan ancaman strategis bagi Israel karena lokasi geografisnya.
Sebelumnya, 10 ribu tentara Houthi disebut berbondong-bondong menuju perbatasan Israel.
Aksi ini dilakukan di tengah gencatan senjata Israel dan Hamas.
Baca: Israel-Hamas Tolak Perpanjangan Gencatan Senjata, IDF Ungkap Cegat Rudal yang Ditembakkan dari Gaza
Terlebih militan Yaman ini bergerak ke Israel seusai negara tersebut melanggar perjanjian gencatan senjata.